Iklan

terkini

Empat Tahapan Penting Kehidupan Rasulullah SAW

Chaidir
26 Juli 2024, 1:54:00 PM WIB Last Updated 2024-07-26T06:54:36Z
Portalssi, Aceh Besar : Rasulullah SAW hidup selama kurang lebih 63 tahun, dapat dibagi menjadi empat tahapan penting. Keempat tahapan ini menjadi tonggak sejarah dalam lahirnya Islam sebagai agama yang sempurna dan paripurna, yaitu tahap kelahiran, kenabian, kebangkitan, dan tahap kemenangan.

Ketua Badan Kemakmuran Masjid (BKM) Al-Hidayah Dusun Meusara Agung Kecamatan Darul Imarah, Ustaz Ir. H. Faizal Adriansyah, M.Si menyampaikan hal tersebut dalam khutbah Jumat di Masjid Babul Iman, Gampong Lambheu, Darul Imarah, 26 Juli 2024 bertepatan dengan 20 Muharram 1446 H. 

Ustaz Faizal Adriansyah menguraikan tahapan pertama yaitu tahapan kelahiran. Tahap ini meliputi sejarah kehidupan Rasulullah dari lahir hingga diangkat menjadi Rasul. Kehidupan kecil Nabi Muhammad penuh dengan derita hingga remaja. Ketika remaja hingga dewasa, beliau menjadi pedagang sukses sehingga Khadijah mempercayakan barang perniagaannya kepada Nabi Muhammad. Khadijah terpikat dengan kecerdasan Nabi Muhammad dalam mengelola barang dagangan dan keindahan akhlak beliau yang mempesona. Akhirnya, Rasulullah hidup bahagia berumah tangga bersama Khadijah.

Kemudian tahap kenabian. Tahap ini dimulai ketika Jibril menyampaikan wahyu di Gua Hira saat Nabi Muhammad berusia 40 tahun. Sejak Rasulullah mengumandangkan dakwah, tantangan dan rintangan mulai muncul. Para pengikutnya ditangkap, disiksa, bahkan ada yang syahid terbunuh. Pada tahun ketujuh hingga kesepuluh kenabian, terjadi pemboikotan terhadap kaum muslimin dan Bani Hasyim. Mereka diisolasi di lembah Abu Thalib (Syi’ib Abu Thalib). Pasca pemboikotan, Khadijah dan Abu Thalib wafat dalam waktu yang berdekatan. 

“Derita Nabi Muhammad belum berakhir. Beliau masih diuji dengan penganiayaan oleh penduduk Thaif, yang menyebabkan beliau terluka berlumuran darah. Di tengah situasi genting ini, Malaikat Jibril datang dengan Malaikat penjaga gunung untuk menghukum penduduk Thaif jika diizinkan oleh Rasulullah. Namun, beliau dengan penuh kasih sayang justru mendoakan ampunan dan kebaikan bagi penduduk Thaif yang telah menganiayanya,” urainya.

Ustaz Faizal Adriansyah melanjutkan tahapan kebangkitan.  Tahap ini dapat dibagi menjadi dua peristiwa: Isra Mi’raj dan Hijrah ke Madinah. Isra Mi’raj terjadi saat Nabi Muhammad mengalami duka dan derita bertubi-tubi. Allah memperjalankan beliau dari Masjidil Haram di Makkah ke Masjidil Aqsa di Palestina, lalu dilanjutkan Mi’raj ke langit. Isra Mi’raj ini menjadi simbol kebangkitan pribadi Rasulullah. Pasca Isra Mi’raj, Nabi Muhammad memiliki energi baru untuk bangkit.

Hijrah adalah kebangkitan kolektif, kebangkitan umat. Mekanisme hijrah tidak sama dengan Isra Mi’raj. Mengapa Hijrah harus bersusah payah sampai bersembunyi dalam Gua Tsur selama tiga hari? Mengapa hijrah harus dilakukan berhari-hari? Mengapa beliau tidak berdoa saja agar Allah menolongnya dengan mengirim “Buraq” seperti ketika Isra Mi’raj, sehingga dalam sekejap dapat berada di Madinah?

“Jawabannya adalah bahwa Hijrah sangat berbeda dengan Isra Mi’raj. Hijrah memiliki pesan sejarah untuk umat Islam sepanjang masa bahwa untuk meraih kesuksesan dan kejayaan tidak bisa hanya dengan berpangku tangan, hanya dengan berdoa mengharap pertolongan turun dari langit,” ungkapnya. 

Menurut Ustaz Faizal Adriansyah, hijrah adalah proses manusiawi yang harus dijalani untuk meraih cita-cita melalui usaha dan doa, melalui ikhtiar dan tawakal. Melalui Hijrah, kita dapat menangkap pesan Rasulullah yang universal sepanjang masa untuk seluruh umat Islam kapanpun dan di manapun berada, bahwa untuk melakukan perubahan menuju kemajuan, kesejahteraan, kemakmuran, dan keadilan harus dengan perencanaan, perjuangan, kerja keras, keikhlasan, dan kesungguhan serta keyakinan akan pertolongan Allah. “Inilah alasan mengapa Hijrah dipilih sebagai penanda tahun pertama dalam kalender Islam,” tegasnya.

Lalu, kata Ustaz Faizal Adriansyah, tahap kemenangan. Tahap ini ditandai dengan Fathul Makkah pada tahun 8 Hijriah, di mana Rasulullah dengan 10 ribu pasukan memasuki kota Makkah nyaris tanpa perlawanan. Saat memasuki Masjidil Haram, Rasulullah menghancurkan semua berhala yang ada. 

Ia menegaskan, ketika waktu shalat tiba, Bilal bin Rabbah memanjat dinding Ka’bah dan mengumandangkan adzan sebagai tegaknya Tauhid dan runtuhnya kemusyrikan. Allah Swt berfirman dalam surat  Al Isra ayat 81, “Dan katakanlah, kebenaran telah datang dan yang batil telah lenyap." Sungguh, yang batil itu pasti lenyap. (Sayed M. Husen)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Empat Tahapan Penting Kehidupan Rasulullah SAW

Terkini