Anggota Badan BMA Bidang Pendistribusian dan Pendayagunaan, Mukhlis Sya’ya, Selasa (29/08/2023) mengatakan bantuan yang bersumber dari dana zakat pada senif ibnu sabil itu diperuntukkan kepada santri yang sedang menempuh pendidikan di pesantren/dayah yang ada di Aceh. Selain itu berasal dari keluarga miskin yang berdomisili di Provinsi Aceh.
“Bantuan ini bertujuan untuk meringankan beban ekonomi orang tua santri dalam menyediakan kebutuhan pendidikan anaknya. Juga untuk meningkatkan motivasi belajar santri,” kata Mukhlis Sya’ya.
Kepala Sekretariat BMA, Amirullah menambahkan kriteria mustahik untuk bantuan ini diantaranya dikhususkan bagi santri berstatus keluarga miskin, yaitu berpenghasilan dibawah 1/3 nisab zakat Rp6.900.000, yaitu sebesar Rp. 2.300.000 dan diutamakan dari dayah/pesantren tibe B, C dan non tipe.
Selanjutnya santri yang menetap di dayah (terdaftar sebagai santri aktif), bukan penerima bantuan yang sama dari Baitul Mal Aceh pada tahun 2022 dan satu KK hanya untuk 1 orang penerima.
Selain itu berusia maksimal 20 tahun (kelahiran tahun 2003). Santri aktif pada dayah/pesantren yang terdaftar resmi pada Badan Dayah Kabupaten/Kota atau instansi terkait lainnya.
“Adapun kelengkapan administrasinya adalah surat keterangan kurang mampu dari desa/dayah, surat keterangan akreditasi dayah/pesantren, surat keterangan aktif santri, fotocopy Kartu Keluarga dan fotocopy KTP (jika ada),” kata Amirullah.
Ia menambahkan pendaftaran dilakukan secara online via google form dengan link bit.ly/santribma2023. Pendaftaran bantuan tersebut terbuka untuk seluruh santri yang memenuhi syarat dan setiap bantuan dari BMA tidak dikenakan biaya apapun.
“Dikarenakan pendaftarannya secara online, tanpa harus ke kantor BMA maka kami berharap akan banyak santri yang mau mendaftar. Untuk informasi lebih lanjut silahkan mengunjungi Website Baitul Mal Aceh dan akun media sosial resmi Baitul Mal Aceh,” pungkas Amirullah. (Sayed M. Husen)
