Portalssi, Banda Aceh : Semua manusia memiliki keinginan dan kebutuhan, apalagi pasangan muda, karena itu diperlukan perencanaan keuangan keluarga sejak dini. Seseorang perlu merencanakan keuangan supaya uang bekerja untuk kita, agar di usia senja lebih khusuk beribadah, baik ibadah mahdhah maupun ghairu mahdhah.
“Semua kita pasti telah ditentukan dan diberikan rezeki oleh Allah Swt. Semua anak istri ada rezekinya. Ketika rezeki habis, itulah saat ajal datang,” kata Ketua Islamic Trush Fund (ITF) UIN Ar-Raniry, Dr HM Yasir Yusuf MA dalam ceramah Subuh di Masjid Al Makmur Oman Lampriet, Sabtu, (8/7/2023).
Wakil Rektor 1 UIN Ar-Raniry ini mengutip Al-Quran Surat Al Hasyr ayat 18, “Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan”.
Demikian juga Al-Quran surat An Nisa ayat 9 mengingatkan, “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya”.
“Jadi jangan meninggalkan generasi di belakang kita generasi yang lemah, yang kita khawatir kesejahteraan mereka, yang meliputi aspek spiritual, fisik, intelektual, dan lain-lain,” tegasnya.
Yasir menjelaskan, salah satu solusinya adalah melakukan perencanaan keuangan melalui wakaf asuransi jiwa, dengan itu artinya sebuah keluarga telah melakukan perencanaan untuk keluarganya. Yaitu telah menyiapkan manfaat asuransi untuk keluarga dan manfaat wakaf.
Ada hadis yang jumhur ulama diklaim sebagai nash hadits tentang wakaf, “Jika anak adam meninggal, tidak ada yang ditinggalkan kecuali, sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh”.
Sementara dasar perencanaan dalam Islam menurut Yasir Yusuf adalah Al-Quran surat Yusuf ayat 47, “Dia (Yusuf) berkata, agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan”.
“Jadi sebagian dari rezeki yang kita dapat, sebagian untuk kita konsumsi dan sebagian lagi untuk ditabung atau investasi,” ujarnya.
Menurut Yasir, pola hidup perlu penyesuaian, yaitu adanya perencanaan untuk kebutuhan jangka pendek, menengah dan panjang. Demikian pula pengelolaan keuangan dapat dilakukan dengan mengeluarkan hak Allah yang prioritas, membayar utang, baru kemudian memenuhi kebutuhan. “Jangan sebaliknya, kebutuhan atau keinginan yang lebih utama,” teganya.
Yasir menambahkan, tabungan di dunia dan tabungan pasca kematian juga harus dipikirkan. Itulah perencanaan keuangan dalam Islam. (Sayed M. Husen)