Iklan

terkini

Memahami Karakter Dunia

Chaidir
31 Maret 2023, 2:12:00 PM WIB Last Updated 2023-03-31T07:12:53Z





Portallssi, Aceh Basar : Karakter dunia adalah manusia yang meninggalkannya atau dia yang meninggalkan manusia. Betapa banyak orang yang berangan-angan ingin memiliki harta yang melimpah, berjuang setiap hari untuk menggapai angan-angan tersebut, namun sebelum tercapai Allah Swt telah mengambil nyawanya. Betapa banyak mereka yang berangan-angan menjadi miliader dengan harta kekayaan tak terhitung, namun ketika hampir sampai pada fase tersebut Allah Swt perintahkan dunia pergi darinya.

Hal itu disampaikan Pengajar pada Pesantren Dar Maryam Samahani, Ustaz Aiyub Rusli, dalam khutbah Jumat di Masjid  Al lkhlas Ie Alang, Kecamatan Kuta Cot Glie, Aceh Besar,  31 Maret 2023 bertetapan 9 Ramadhan 1444 H. “Kehidupan dunia adalah fase yang kita lalui setelah kehidupan di alam rahim dan sebelum kehidupan di alam barzah. Sejatinya, kehidupan dunia ini tujuannya tidaklah lain, kecuali untuk mempersiapkan kehidupan yang kekal abadi di akhirat kelak,” ujarnya. 

Ustaz Aiyub menjelaskan,  karakter dunia itu ada dua, sesuai firman Allah Swt, “Kesudahan dari dunia itu hilang. Bisa jadi anda tinggalkan nikmat dunia. Bisa jadi nikmat dunia meninggalkan Anda.” (Tafsir al-Qur’an al-Karim Surat Ali Imran 1/90, penjelasan untuk ayat 14). Selanjutnya Allah Swt berfirman, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (QS  Al-Dzariyat: 56).

“Karena itu, dunia penuh cobaan dan rintangan, gemerlapnya bisa mengalihkan perhatian manusia dari tujuan hidup yang sesungguhnya di alam fana ini. Itulah yang membuat manusia terlena, sehingga lupa tujuan akhir pengembaraannya menuju alam keabadian,” tegasnya.

Ustaz Aiyub menguraikan, di dalam al-Qur’an dan hadis nabi saw, Allah dan rasul-Nya menyebutkan sifat dunia dengan beberapa sebutan, di antaranya, pertama, Allah Swt memberitahukan,  bahwa dunia ini senda gurau dan permainan. Kemudian setelah itu Allah Swt menjelaskan perbedaan kehidupan dunia dengan kehidupan akhirat.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Ketahuilah bahwa kehidupan dunia itu hanyalah permainan, kelengahan, perhiasan, dan saling bermegah-megahan di antara kamu, serta berlomba-lomba dalam banyaknya harta dan anak keturunan. (Perumpamaannya adalah) seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, lalu mengering dan kamu lihat menguning, kemudian hancur. Di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridaan-Nya. Kehidupan dunia (bagi orang-orang yang lengah) hanyalah kesenangan yang memperdaya.” (QS Al-Hadid: 20).

Kedua, kehidupan dunia ini dinamakan dunia karena rendah dan hina, karena dunia dalam bahasa Arab artinya paling rendah atau hina. Kehidupan dunia yaitu sesuatu yang sedikit dan kecil, kehidupan yang penuh dengan syahwat dan fitnah. Akhir dari dunia adalah kefanaan dan kemusnahan.

Allah Swt berfirman: “Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit”. (QS  At-Taubah: 38).

Selanjutnya ketiga, Ustaz Aiyub menambahkan, bahwa dunia ini dilaknat oleh Allah Swt.  Artinya, apa saja yang melalaikan manusia dari ibadah kepada Allah, maka dia terlaknat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw, dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada di dalamnya, kecuali zikir kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya, orang berilmu, atau orang yang mempelajari ilmu.” (HR  Tirmidzi nomor 2322)

Keempat, dunia diumpamakan seperti makanan yang dikonsumsi oleh manusia, kemudian setelah itu menjadi kotoran. Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya makanan anak Adam (makanan yang dimakannya) dijadikan perumpamaan terhadap dunia. Walaupun ia sudah memberinya bumbu dan garam, lihatlah menjadi apa makanan tersebut akhirnya.” (HR Ibnu Hibban nomor  2489)

Karena itu, tegas Ustaz Aiyub, Allah Swt  yang telah menciptakan dunia tidak pernah memuji ciptaanNya tersebut, sebagaimana pencipta senantiasa memuji apa yang dia ciptakan; maka mengapa kita mesti berlomba-lomba dalam mengejar dunia yang akan kita tinggalkan dengan segala kemampuan dan pengorbanan. “Sementara kita lupa dengan akhirat yangg merupakan tempat yang akan kita singgahi selama-lamanya,” pungkasnya. (Sayed M. Husen)
Komentar
Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE. #JernihBerkomentar
  • Memahami Karakter Dunia

Terkini