Portalssi, Banda Aceh : Nahas benar nasib Nurul A’kla. Balita berusia 2,5 tahun asal Gampong Seneubok Aceh, Darul Aman, Aceh Timur ini harus dirawat di rumah sakit akibat sekujur tubuhnya dilalap si jago merah. Ia bersama ibunya dan dua anggota keluarga lainnya menumpang di sebuah gubuk milik warga. Rumahnya tanpa listrik. Untuk penerang, mereka menggunakan lampu teplok.
Entah bagaimana ceritanya, lampu yang berisi minyak tanah itu jatuh dan tumpak ke tubuh mungilnya hingga membakar hampir 80 persen anggota tubuh Nurul A’kla. Seketika ibunya, Suryati kaget berusaha menyelamatkan serta memanggil warga untuk mendapatkan pertolongan.
Tak menunggu lama, korban pun dilarikan ke rumah sakit setempat. Lantaran lukanya sangat parah, terpaksa rumah sakit setempat merujuknya ke Rumah Sakit Zainal Abidin (RSUZA) Banda Aceh.
Keluarga Nurul A’kla tergolong keluarga fakir di desanya. Ia tinggal bersama ibunya lantaran ayahnya sedang menjalani pembinaan di lapas setempat. Untuk kebutuhan sehari-harinya selama dirujuk ke Banda Aceh dibantu oleh warga.
“Pihak desa menunjukkan seorang dari desa untuk memantau apa saja kebutuhan kami selama mendampingi Nurul di rumah sakit,” ungkap Suryati.
Warga desa berpatungan membantu keluarga Nurul A’kla. Di desanya ia dikenal sebagai salah satu keluarga yang sangat fakir. Untuk tempat tinggal saja harus numpang di gubuk milik warga yang sedang hijrah ke Malaysia.
Mengetahui informasi tersebut, Baitul Mal Aceh melalui tim BaGAH (Baitul Mal Aksi Humanis) langsung mengunjungi korban untuk mendapatkan data. Setelah mendapatkan data langsung diproses bantuan untuk diserahkan kepada keluarga korban.
Bantuan tersebut diantar langsung oleh Kepala Sekretariat Baitul Mal Aceh, Rahmad Raden bersama tim BaGAH, Fajri. Bantuan yang diberikan berupa uang tunai dari program insidentil untuk keluarga korban sebesar Rp2 juta.
Bantuan tersebut rutin dianggarkan Baitul Mal Aceh setiap tahun. Hal itu mengingat banyak sekali masyarakat Aceh yang berada di daerah ketika dirujuk ke Banda Aceh tidak memiliki bekal yang cukup. Memang, biaya berobat pasien sudah ditanggung BPJS, tetapi untuk pendamping orang sakit juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit selama menjaga pasien.
“Atas dasar inilah program ini lahir sebagai bentuk kepedulian Baitul Mal Aceh terhadap keluarga fakir miskin. Semoga bantuan yang kita berikan bermanfaat untuk keluarga korban,” ungkap Rahmad.
Rahmad tak lupa mengucapkan terima kasih kepada muzaki Baitul Mal Aceh yang telah memercayai Baitul Mal Aceh sebagai pengelola zakatnya. Dengan kepercayaan tersebut dapat membantu mereka yang sedang tertimpa kemalangan seperti keluarga Nurul A’kla. (Sayed M. Husen)